Tuesday, 13 March 2018

Cerminan Sang Koruptor karya M. Shoim Anwar

Puisi merupakan sebuah karangan tulis yang mempunyai makna dan mempunyai kata-kata yang indah. Pengarang membuat karya tulis tidak terlepas dari pengalamannya, semua ungkapan ide dan ekspresinya akan tertuang dalam karya tulis tersebut, tidak terkecuali puisi yang berjudul Di Bandara Internasional Abu Dhabi karya M. Shoim Anwar.
M. Shoim Anwar merupakan dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang telah melahirkan beberapa karya sastra, antara lain puisi dan cerpen. Berikut cuplikan salah satu puisinya yang berjudul Di Bandara Internasional Abu Dhabi.

DI BANDARA INTERNASIONAL ABU DHABI

di bandara internasional abu dhabi
di bawah atap replika daun-daun kurma
kulihat kau berhijab dari dahi hingga ke kaki
abayamu melindung sempurna hingga mencium tanah
di bandara internasional abu dhabi
kau pun berkaos dan celana pendek ketat melekat
urat kulitmu menyapa hingga ke pangkal paha
sambil mengunyah coklat yang manis dirasa
menuding perhiasan emas permata
dibayar dengan komisi dari pihak ketiga
sebagai pelicin membuka usaha

di bandara internasional abu dhabi
kau kenakan surban putih  bersih
kacamata gelap pelindung matahari
lalu ganti stelan jas hitam berdasi
atau jins belel berlubang-lubang kayak ditembak kompeni

di bandara internasional   abu dhabi
saat  buka seluler kau tersenyum sendiri:
temanmu pura-pura  sakit jantung dan merintih
saat mau diperiksa komisi antikorupsi
lari ke  rumah sakit bertarif mahal sekali
minta diselimuti kain putih empuk begini  
diinfus  agar kayak orang mau mati
membayar pengacara bicara  tak henti-henti
dan minta cepat pulang saat dibebaskan nanti 

di bandara internasional abu dhabi
sambil buka video kau manggut-anggut  dengan pasti
seperti sapi  menyeret gerobak pedati
teman-temanmu  ngotot seperti tak punya hati
ingin membubarkan komisi antikorupsi
cari seribu alasan untuk menembak mati
menganggap rakyat tak ngerti  kalau dibodohi
sejatinya mereka takut diborgol masuk bui

di uni emirat ini kau datang tanpa penghalang
berdalih ziarahi  bumi nabi-nabi
sambil belanja mencuci uang korupsi
mengolor waktu tak hendak pulang lagi
dengan pasti menanti putusan bebas murni
kerna pengadilan begitu murah untuk dibeli
                                                                        Abu Dhabi-Surabaya,  2017

Puisi tersebut membahas mengenai kenyataan korupsi di sebuah negara, kutipan tersebut dapat dilihat pada bait ketiga sampai bait kelima. Bait ketiga baris keempat terdapat kata-kata yang menyebutkan korupsi, begitu pula bait keempat baris kelima dan bait kelima baris ketiga, berikut kutipannya:
saat mau diperiksa komisi antikorupsi (bait ketiga baris keempat)

ingin membubarkan komisi antikorupsi (bait keempat baris kelima)

sambil belanja mencuci uang korupsi
(bait kelima baris ketiga)

Pengarang seolah-olah mewakili suara rakyat yang tidak sampai didengar oleh pemerintah. Sehingga melalui karya puisi ini, pengarang menyindir perilaku koruptor yang selalu mencari berbagai alasan agar kasusnya tidak ditangani oleh badan antikorupsi. Berikut kutipannya:

di bandara internasional   abu dhabi
saat  buka seluler kau tersenyum sendiri:
temanmu pura-pura  sakit jantung dan merintih
saat mau diperiksa komisi antikorupsi
lari ke  rumah sakit bertarif mahal sekali
minta diselimuti kain putih empuk begini  
diinfus  agar kayak orang mau mati
membayar pengacara bicara  tak henti-henti
dan minta cepat pulang saat dibebaskan nanti

Kutipan puisi tersebut secara jelas menggambarkan koruptor mengelabui semua orang demi menyelamatkan dirinya sendiri. Dengan cara seperti itu, koruptor berharap kasusnya tidak cepat ditangani agar orang-orang segera lupa akan apa yang telah dilakukan oleh si koruptor. Seperti bait kelima, koruptor sampai melarikan ke negara lain untuk menghindari pemeriksaan dengan berbagai alasan yang memungkinkan ia tidak dituntut segera pulang. Berikut petikannya:

di uni emirat ini kau datang tanpa penghalang
berdalih ziarahi  bumi nabi-nabi
sambil belanja mencuci uang korupsi
mengolor waktu tak hendak pulang lagi
dengan pasti menanti putusan bebas murni
kerna pengadilan begitu murah untuk dibeli

Pada bait pertama baris pertama sampai keempat dalam puisi Di Bandara Internasional Abu Dhabi, menceritakan penampilan koruptor saat berada di negara lain. Pengarang menggambarkan pakaian yang dikenakan koruptor adalah penyamaran si koruptor itu sendiri. Memakai pakaian seperti pakaian orang Arab, akan membuat dirinya terlindungi dari badan antikorupsi yang memungkinkan mengejarnya sampai di negara lain. Berikut cuplikannya:

di bandara internasional abu dhabi
di bawah atap replika daun-daun kurma
kulihat kau berhijab dari dahi hingga ke kaki
abayamu melindung sempurna hingga mencium tanah

Demikianlah ulasan puisi Di Bandara Internasioanal Abu Dhabi karya M. Shoim Anwar, kelebihan dari puisi ini lebih menggunakan kata yang mudah dipahami sehingga pembaca bisa menebak tema yang diangkat dan membicarakan mengenai objek tertentu tanpa harus membacanya berulang kali. Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan permainan bunyi tetap ada. Tema dalam puisi ini yaitu politik, pengarang membidik perilaku koruptor yang realitanya sering terjadi. Hal yang sangat menarik dari puisi ini yaitu sindiran yang dilakukan oleh pengarang sebagai wakil dari ungkapan masyarakat luas atas perilaku koruptor di negeri ini. Namun, di samping ada kelebihan, beberapa kekurangan dari puisi ini yaitu terletak pada alur yang dimainkan. Seperti bait pertama sampai bait ketiga mempunyai alur yang susah ditebak, hal ini kurang serasi dengan penggunaan bahasa yang diciptakan apa adanya.

No comments:

Post a Comment

Goyah

Aku benar-benar kecewa atas diriku sendiri, aku ingin mencaci diriku yang tidak bisa membedakan mana tulus dan mana modus. Apalagi selama in...